STRATEGI GAYA KEPEMIMPINAN LURAH MEMOTIVASI PEGAWAI DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN DI KELURAHAN CINTA DAMAI
Abstract
Kelurahan Cinta Damai posisinya di Kecamatan Helvetia, Kota Medan. Sebagai kelurahan yang berada di urban, tentu saja masalah-masalah yang ada sangat kompleks, seperti persoalan sampah, administrasi kependudukan, persoalan sosial masyarakat dari pernikahan sampai pada kematian, pemberdayaan masyarakat, pengembangan UMKM dan kepatuhan pajak masyarakat serta persoalan distribusi bantuan yang kadang tidak adil menurut masyarakat menjadi target pelayanan kelurahan agar pembangunan di daerah tersebut tidak ada masalah. Masyarakatnya sudah lebih maju, cerdas dan kritis, di samping sikap individualisme masih terlihat seperti persoalan surat tanah yang tidak jelas sehingga menimbulkan beberapa konflik yang harus ditangani di kelurahan. Masing-masing ASN juga sudah bekerja sesuai tupoksi, terkait dengan pembangunan kota. Dalam penelitian awal, ASN memiliki motivasi yang baik dalam bekerja walaupun masih ada yang harus diingatkan. Ada delegasi dilakukan dalam pekerjaan di Kelurahan. Hubungan mereka dengan Lurah sebagai atasan secara umum berjalan dengan baik. Di mata beberapa bawahan, kepemimpinan Lurah dinilai baik. Peneliti menggunakan metode deskriptif pendekatan kualitatif.. Informan dalam penelitian ini adalah Lurah sebagai pemimpin di Kelurahan dan ASN sebagai pegawai yang bekerja di Kelurahan Cinta Damai Kecamatan Medan Helvetia. Adapun hasil penelitian ini adalah strategi gaya kepemimpinan Lurah Cinta Damai memotivasi pegawai menggunakan pendekatan demokratis, karismatik, dan disiplin preventif. Lurah menjadi agen yang memberikan contoh, dorongan dan semangat kepada pegawainya dengan prinsip konsisten yang diperhatikan, dan terbuka serta sikap positif dan adil,. Faktor yang mempengaruhi strategi gaya kepemimpinan adalah peningkatan kesejahteraan, kebebasan yang bertanggung jawab dalam pekerjaan, da menerima masukan atau saran sesama pegawai kelurahan, penghargaan atas prestasi kerja, sikap adil, menghormati dan melibatkan pegawai, fasilitas kerja, potensi. Kendala strategi gaya kepemimpinan antara lain lingkungan kerja, kualitas sumber daya manusia, beberapa aparatur kelurahan yang tidak sesuai dengan tupoksinya, kekurangan pegawai dan mutasi.