EVALUASI KONSTRUKSI PONDASI DAN STABILITAS PIER PADA PENGGANTIAN JEMBATAN SEI DELI A (MEDAN)
Abstract
Pekerjaan dan perhitungan perencanaan pondasi pada konstruksi bangunan menjadi prioritas utama karena struktur tersebut yang akan memikul beban bangunan yang ada di atasnya. Pondasi yang direncanakan harus mampu mendukung beban bangunan yang direncanakan sehingga bangunan tersebut dapat berdiri kokoh. Sebelum melakukan perhitungan desain sebuah pondasi, biasanya diambil data dari penyelidikan atau pengujian tanah di lapangan. Salah satu jenis pengujian yang sering dilakukan adalah jenis cone penetration test atau biasa dikenal dengan sondir. Pengujian dilakukan untuk mengetahui besarnya perlawanan tanah pada konus. Apabila kondisi tanah di permukaan tidak mampu menahan bangunan tersebut, maka beban bangunan harus diteruskan kelapisan tanah keras di bawahnya. Jenis konstruksi pondasi berdasarkan kedalaman ada dua yaitu Pondasi Dangkal (Shallow Foundation) dan Pondasi Dalam (Deep Foundation). Pondasi dangkal biasanya dibangun pada tanah yang memiliki kedalaman tanah keras kurang 3 m dari permukaan tanah. Pondasi dalam biasanya dibangun pada tanah yang memiliki kedalaman tanah keras lebih 3 m dari permukaan tanah. Pondasi dalam (Deep Foundation) biasanya memakai Tiang Pancang (Driven) atau Tiang Pile (Bored). Pondasi dalam direncanakan pada Jembatan Sei Deli (Medan). Jenis pondasi yang direncanakan sesuai hasil data sondir yang dikeluarkan dan ditetapkan adalah pondasi dalam tipe Tiang Pancang dengan diameter pile 50 cm dengan konfigurasi 21 pile. Tahapan analisa pondasi pada Jembatan Sei Deli A (Medan) dimulai dengan menghitung beban-beban yang timbul dari beban tower, beban vertikal, dan beban horizontal, dan beban pondasi. Tahanan tanah (hasil borlog) juga mempengaruhi perhitungan analisa pondasi.