ANALISA KUAT GESER TANAH DI LOKASI JALAN LONGSOR IDANOGAWO NIAS DAN PEMODELAN DENGAN PROGRAM KOMPUTER
Abstract
Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah terhadap desakan atau tarikan. Bila tanah mengalami pembebanan maka kohesi tanah akan tergantung pada jenis dan kepadatannya, tetapi tidak tergantung Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah terhadap desakan atau tarikan. Bila tanah mengalami pembebanan maka kohesi tanah akan tergantung pada jenis dan kepadatannya, tetapi tidak tergantung dari tegangan vertikal yang bekerja pada bidang geser. Dari hasil uji lab yang dilakukan di dapat nilai tegangan normal dan tegangan geser yang terjadi pada sampel tanah saat di uji sehingga didapat titik failure (Titik Runtuh) yang kemudian plaxis dan dibandingkan dalam bentuk grafik atau kurva. Dengan terlebih dahulu melakukan pengelompokan tanah menurut AASHTO dan USCS yang dimana hasil klasifikasi tanah yang didapat pada klasifikasi AASHTO yang termasuk jenis A-7-5 (tanah belempung) dan USCS termasuk kedalam jenis Butiran halus dengan nilai LL 43,45,PI 17,11 dan analisa saringan lolos no. 200 63% dengan jenis CL (Lempung anoganik dengan plastisitas rendah sampai sedang,lempung berkerikil, lempung berpasir,lempung berlanau,lempung “kurus” layclays).Maka hasil uji lab tersebut akan dimodelkan kedalam program plaxis versi 8.1. untuk mengetahui selisih dari hasil pengujian lab dan hasil program yang dilakukan, apakah hasilnya berbeda jauh atau tidak.
Dimana didapat selisih atau perbedaan dari hasil uji lab program plaxis yang hasil selisih tersebut merupakan nilai pendekatan hasil lab dan program. Pada pengujian Lab dengan alat Direct Sheart Test (DST) yang telah dilakukan didapat nilai tegangan maksimal dan tegangan geser seperti berikut: Pada saat beban 5 kg,σ =0,151 kg/cm2 τ =0,294 kg/cm2 Pada saat beban 10 kg,σ =0,301 kg/cm2 τ=0,315 kg/cm2. Pada saat beban 15 kg, σ =0,452 kg/cm2τ =0,365 kg/cm2. Pada program Plaxis diperoleh hasil dari nilai Tegangan Maksimum 5 kg, σ=0,00165 KN /m2 10 kg,σ =0,00318 KN /m2; 15 kg,σ =0,00472 KN /m2 Sehingga diperoleh selisih angka dari tegangan hasil uji lab dan Plaxis setelah di konversikan, yaitu:
Tegangan Maksimum :
- Pada saat 5kg – tegangan = 0,00165 kN/m2 - 0,00151 kN/m2= 0,00014 kN/m2
- Pada saat 10kg – tegangan = 0,00318 kN/m2-0,00301 kN/m2= 0,00017 kN/m2
- Pada saat 15kg – tegangan = 0,00472 kN/m2- 0,00452kN/m2= 0,00020 kN/m2
Tegangan Geser
- Pada saat 5kg – tegangan = 0,002510kN/m2- 0,00294 kN/m2 = 0,00043 kN/m2
- Pada saat 10kg – tegangan =0,003180kN/m2-0,00315 kN/m2= 0,00003 kN/m2
- Pada saat 15kg – tegangan =0,003925kN/m2- 0,00365 kN/m2= 0,00028 kN/m2
Dapat disimpulkan bahwa hasil uji lab jika di modelkan kedalam program Plaxis hasilnya tidak jauh berbeda antara nilai Tegangan Normal dan Tegangan Geser maksimum.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.