PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DIKAWASAN DANAU TOBA MENUJU DESTINASI PARAWISATA BERBASIS ENERGI HIJAU
Abstract
Penelitian telah dilakukan untuk merancang pembangkit listrik tenaga surya di Kecamatan Penguruan, Danau Toba, guna mendukung energi hijau di destinasi wisata. Musim hangat berlangsung 3,4 bulan (17 Februari–30 Mei) dengan suhu harian tertinggi di atas 27°C, dan bulan terpanas adalah April, dengan suhu terendah 27°C dan tertinggi 18°C. Musim dingin berlangsung 3,3 bulan (26 September–3 Januari) dengan suhu tertinggi harian rata-rata di bawah 26°C, dan bulan terdingin adalah September, dengan suhu terendah 17°C dan tertinggi 26°C. Radiasi tertinggi terjadi pada Februari dan Maret, mencapai 4,8 kW/m². Analisis material fotovoltaik (PV) menunjukkan efisiensi tertinggi pada mono-silikon (27,6%), diikuti oleh amorf (20,8%) dan poli-silikon (20,4%). Untuk area 200 m², dibutuhkan 172 panel PV yang disusun dalam 9 string (masing-masing 10 panel), menghasilkan tegangan sistem 387 Vdc dan arus maksimum 186,12 A. Potensi listrik yang dihasilkan oleh panel mono-silikon mencapai 72.028 kWh/m², dengan 35 kWh/m² digunakan pada siang hari dan 37 kWh/m² disimpan untuk malam hari. Radiasi tahunan tertinggi di Kecamatan Panguruan terjadi pada Februari dan Maret, mencapai 4,7 kW/m². Rancangan PLTS ini tidak menghasilkan gas karbon dan direncanakan dibangun di berbagai lokasi sepanjang garis pantai Danau Toba, dengan ukuran bervariasi sesuai hasil desain yang mempertimbangkan aspek pasokan dan permintaan.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.